Senin, 20 April 2015

Makalah Morfologi Bahasa Indonesia Proses Morfologis (afiksasi)




KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Proses Morfologi mengenai Afiksasi.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah biologi ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Jember, maret 2014

                                                   
Penyusun


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik yang membahas tentang masalah berbahasa yang didalamnya terdapat berbagai bagian-bagian yang dikaji. Karena dalam bahasa terdapat sub-sub yang membedakan jenis bahasa. Dari sini muncul gagasan untuk lebih memfokuskan pada satu bahasan masalah dalam kajian morfologi tentang afiksasi.
Sebelum kita membahas apa itu Afiksasi, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu Afiks. Afiks merupakan morfem terikat yang diletakkan pada ,orfem dasar. Pembahasan Mengenai Afiks dapat ditemukan dalam setiap buku Linguistik umum dan Morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dpat disebabkan oleh terbatasnya jenis Afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi juga merupakan salah satu dari 3 proses morfologi, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses Pemajemukkan.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini beberapa yang akan dibahas sebagai berikut.
1.      Apa itu Afiks ?
2.      Apa pengertian Afiksasi ?
3.      Apa saja macam-macam Afiks?
4.      Apa saja tujuan afiksasi ?
TUJUAN
Yang bertujuan.
1.      Untuk mengetahui apa itu afiks.
2.      Untuk mengetahui pengertian dari afiksasi.
3.      Untuk mengetahui macam-macam afiks.
4.      Untuk mengetahui tujuan dari afiksasi
PEMBAHASAN
1.      PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI
Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan morfem terikat dan tidak pernah berdiri sendiri di dalam sebuah kalimat. Afiks sendiri tidak mempunyai makna, tetapi selalu terikat pada bentuk dasarnya. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling umum dikenal. Lebih singkatnya, Afiks merupakan imbuhan.

            Afiksasi merupakan proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.

Syarat-syarat kata untuk dapat menjadi afiksasi :
Kata afiks itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Contoh: kata makanan, kata ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kata makan yang di sebut bentuk bebas dan –an yang di sebut bentuk terikat. Makna ini di sebut makna afiks. Contoh kata yang lain seperti: kata timbangan, minuman, bungkusan, pikiran, buatan, satuan, gambaran.
Kata afiks itu merupakan bentuk terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis (tertulis) selalu melekat pada bentuk lain. Contoh: kedua, kehendak, kekasih, ketua, artinya antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat di pisahkan, karena apabila dipisahkan akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga dengan kata kehendak, kekasih dan ketua. Berbeda halnya dengan bentuk di seperti pada kata di rumah, di pekarangan, di kamar, tidak dapat di golongkan afiks, karena sebenarnya bentuk itu secara gramatis mempinyai sifat bebas. Demikian halnya dengan bentuk ke seperti pada kata ke rumah, ke toko, ke kota , ini tidak dapat di golongkan afiks. Jadi, dalam afiks hanya dapat di bentuk apabila imbuhan itu dalam bentuk terikat.


2.      MACAM-MACAM AFIKS
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) awalan dan akhiran (konfiks). Tetapi dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,sufiks,konfiks, kombinasi afiks, simulfiks, superfiks, interfiks dan transfiks.
1. Prefiks (Awalan)
Yaitu imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi. Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Awalan terdiri dari di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
·         di-              : diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan
·         memper-    : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri
·         ber-            : berdiri, berlari, bertamu, berjalan
·         per-            : perpanjang, percantik, persempit, perlebar, perkecil
·         pe-             : pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis
berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:
                  1.            a → seperti contohnya pada kata amoral dan asocial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau ‘tidak ber’.
                  2.            multi → contohnya pada kata multipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’
                  3.            anti → contohnya pada kata antikomunis, antipemerintah, antikarat yang maknanya bertentangan atau melawan
                  4.            mikro → contohnya pada kata mikroorganisme. Awalan ini bermakna ‘kecil’
                  5.            non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’


2. Infiks ( Sisipan)
                        Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
·         el-              : telunjuk,pelatuk
·         er-              : seruling, gerigi
·         em-            : temali, kemuning, kemilau,
·         in-              : kinerja, sinambung,tinambah           

3. Sufiks (Akhiran)
                        Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut safiksasi. Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah.
·         -kah           : bagaimanakah, apakah, siapakah
·         -kan           : ambilkan, siapkan, tuliskan
·         -an             : makanan, minuman, akhiran
·         -i                : temani, sadari, renungi
·         -nya           : ibunya, temannya, anaknya
·         -man          : seniman
·         -wati          : seniwati
·         -in              : hadirin
·         -wi             : manusiawi




4. Konfiks (Awalan dan akhiran)
                        Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata. Imbuhan ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
·         Ber-an        : berdatangan, berkenalan
·         Pe-an         : pegunungan, pedalaman
·         Ke-an         : kedatangan, keterlambatan
·         Ter-an        : terselesaikan
·         Me-kan      : memanfaatkan

5. Kombinasi afiks
                        Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus. Misalnya :
·         ber-an                    : berpakaian
  Pakai-pakaian-berpakaian
·         member-kan           : memberlakukan
  Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan
           
            6. Simulfiks
                        Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya. Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang lain menjadi kata kerja. Misalnya :
·         kopi → ngopi
·         sate → nyate
·         kebut → ngebut
·         tulis → nulis






7. Superfiks
                        Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan cirri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
·         dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.

            8. Interfiks
                        Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
·         Indonesia-logi            Indonesianologi
·         Jawa-logi- →               Jawanologi

            9. Transfiks
                                    Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.
            Contohnya:
·         f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)
·         m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
·         k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)

                        Dari pembahasan beberapa afiks tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam bahasa Indonesia ada lima afiks, yaitu prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks.



  1. JENIS-JENIS AFIKS
                        Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
                              1.            afiks asli, merupakan afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia sendiri.
                              2.            Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Prefiks
Infiks
Sufiks
Kombinasi Afiks
Komfiks
Asli
Serapan
asli
Asli
serapan
asli
asli
meN~
pra~
~el ~
~an
~man
me~i
ber~an
ke~
super~
~em~
~i
~wan
di~i
ber~kan
ber~
non~
~er~
~kan
~wati
me~kan
ke~an
di~
swa~

~nya

memper~
pe~an
peN~
tuna~



diper~~
per~an
per~
inter~



memper~kan
se~nya
ter~
mikro~



diper~kan

se~
dwi~



ber~kan


anti~



ke~an


homo~



per~kan


auto~



per~i


hetero~



keber~an






kese~an






keter~an






pember~an






pemer~an






penye~an






perse~an






perseke~an








  1. TUJUAN AFIKSASI
1.      Fleksi, yaitu afiksasi yang membentuk kata dan mempertahankan kata dasarnya, biasanya kata dasar membentuk kata nomina / kata benda.
2.      Derivasi, yaitu afiksasi yang menghasilkan leksem baru dan menghasilkan kata-kata yang berbeda dari kata dasarnya, biasanya kata dasar membentuk kata kerja.
Contoh:
1.       Sapu →    Menyapu v (derivasi)
Disapu n (fleksi)
Sapuan n (fleksi)
Menyapukan v (derivasi)
Tersapu n (fleksi)
2.      Main →     Bermain v (derivasi)
Pemain n (fleksi)
Permainan n (fleksi)
Mainkan n (fleksi)
Dimainkan n (fleksi)





               







PENUTUP
KESIMPULAN
            Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling umum dikenal.
Imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi adalah salah satu dari 3 proses morpologik, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses Pemajemukkan.
SARAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu saya masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen. 
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutama bagi kita semua yang mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Amin.






DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta
Ramlan, M. 2009.  Ilmu Bahasa Indonesia, Morfologi. Yogyakarta: C.V. Karyono.

1 komentar: